Jelang tengah malam. Kepastian yang ku harap tak kunjung datang. Yang mampir duluan justeru kepastian Tuhan yang disampaikan lewat petanda alam. Ya, dikabarkan melalui perbincangan singkat di hp. Dan itu terasa memukul jatuhku tanpa daya perlawanan. Aku dibikin tak berkutik. Benar, alam dibikin marah, mengamuk.
Benar saja, bila ia menyebut dinding yang tak terlihat ialah jarak. Kini dinding itu membentang jauh. Kecuali kehendak Tuhan, aku tidak berkutik. Menyaksikan berbagai kejadian yang bertentangan dengan angan.
Satu pintaku, Tuhan, moga-moga yang lebih baik sejalan dengan angan.
Benar saja, bila ia menyebut dinding yang tak terlihat ialah jarak. Kini dinding itu membentang jauh. Kecuali kehendak Tuhan, aku tidak berkutik. Menyaksikan berbagai kejadian yang bertentangan dengan angan.
Satu pintaku, Tuhan, moga-moga yang lebih baik sejalan dengan angan.
Jakarta, 23 Desember 2014